Seiring dengan kemajuan zaman dan pola hidup modern, gangguan kesehatan semakin meluas dan mempengaruhi banyak orang. Salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi adalah darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi bukan lagi gangguan kesehatan yang hanya terjadi pada orang tua, namun dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada mereka yang masih muda.
Darah tinggi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius pada tubuh seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan darah tinggi, salah satu di antaranya adalah emosi. Apakah ada hubungan antara darah tinggi dan emosi? Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu darah tinggi, apa itu emosi, dan apakah ada hubungan antara keduanya.
Apa itu Darah Tinggi?
Darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika tekanan darah dalam pembuluh darah meningkat secara berkelanjutan. Biasanya, tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Namun, ketika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih, itu mengindikasikan darah tinggi.
Darah tinggi dikategorikan menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah jenis hipertensi yang tidak memiliki penyebab yang jelas. Sedangkan hipertensi sekunder merupakan jenis hipertensi yang disebabkan oleh adanya masalah pada organ tubuh seperti ginjal atau kelenjar adrenal.
Darah tinggi merupakan penyakit yang bisa mengancam nyawa, oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala dan faktor risikonya. Beberapa gejala dari darah tinggi antara lain sakit kepala, pusing, sesak napas, dan detak jantung yang tidak teratur. Beberapa faktor risiko dari darah tinggi antara lain obesitas, diabetes, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik.
Apa itu Emosi?
Emosi adalah keadaan perasaan yang muncul dalam diri kita ketika kita mengalami peristiwa yang menyenangkan atau menyakitkan. Emosi dapat berupa kebahagiaan, kesedihan, marah, takut, dan sebagainya. Emosi merupakan respons alami dari sistem saraf kita ketika kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Emosi merupakan sesuatu yang sangat individual, setiap orang akan memiliki reaksi emosi yang berbeda-beda dalam menghadapi situasi yang sama. Meski demikian, emosi dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang. Emosi yang negatif dapat menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, dan stres kronis. Sementara, emosi yang positif dapat menyebabkan peningkatan kesehatan fisik dan meningkatkan hubungan sosial.
Apakah Ada Hubungan Antara Darah Tinggi dan Emosi?
Dalam beberapa penelitian, terdapat hubungan antara darah tinggi dan emosi. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kedokteran Keluarga dan Ilmu Gizi di University of Massachusetts Medical School menunjukkan bahwa tekanan darah meningkat selama periode emosi yang intens.
Penelitian ini dilakukan terhadap 20 orang dewasa yang memiliki riwayat hipertensi. Mereka diminta untuk menyelesaikan tugas menulis esai dalam waktu 20 menit dan diberikan umpan balik negatif atau positif. Tekanan darah dan denyut nadi mereka terus diukur selama tugas dan sesudahnya. Hasilnya menunjukkan bahwa tekanan darah meningkat secara signifikan ketika mereka menerima umpan balik negatif.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Universitas Imperial College London menunjukkan bahwa orang yang cenderung merespons emosi negatif, seperti marah atau kecemasan, memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi. Penelitian ini dilakukan terhadap 8.000 orang dewasa yang telah diikuti selama 16 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang merespons emosi negatif memiliki risiko 24% lebih tinggi untuk terkena hipertensi dalam jangka waktu 10 tahun.
Namun, penelitian ini tidak dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat antara emosi dan hipertensi. Beberapa ahli menduga bahwa stres dan emosi negatif dapat memicu pelepasan hormon kortisol dalam tubuh, yang kemudian meningkatkan tekanan darah.
Apa yang dapat Kita Lakukan untuk Mengontrol Darah Tinggi dan Emosi?
Mengontrol darah tinggi dan emosi dapat membantu kita untuk menjaga kesehatan jangka panjang dan mengurangi risiko komplikasi yang fatal. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengontrol darah tinggi dan emosi yaitu:
1. Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang
Makanan yang sehat dapat membantu mengontrol tekanan darah dan meredakan emosi. Kurangi konsumsi garam dan makanan yang tinggi kolesterol serta mengonsumsi makanan yang kaya akan serat seperti sayuran dan buah-buahan.
2. Olahraga secara teratur
Olahraga secara teratur dapat membantu mengontrol darah tinggi dan meningkatkan emosi positif seperti peningkatan kepercayaan diri dan kebahagiaan. Lakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit setiap hari.
3. Mengurangi stres
Stres dapat memicu munculnya emosi negatif yang dapat meningkatkan tekanan darah. Untuk mengatasi stres, cari cara relaksasi seperti yoga, meditasi, atau aktivitas yang menyenangkan seperti bermain musik atau berkebun.
4. Hindari merokok dan minum alkohol
Merokok dan minum alkohol dapat merusak pembuluh darah dan memicu penyakit darah tinggi. Hindari kedua hal tersebut dan beralih ke gaya hidup yang lebih sehat.
Kesimpulan
Darah tinggi dan emosi memang memiliki hubungan yang erat. Emosi negatif dapat memicu peningkatan tekanan darah dan meningkatkan risiko darah tinggi. Oleh karena itu, kontrol darah tinggi dan emosi adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan bagi kita yang ingin menjaga kesehatan jangka panjang. Melalui pengaturan pola makan yang sehat, olahraga secara teratur, mengurangi stres, dan menghindari merokok dan alkohol, kita dapat meminimalkan risiko terkena darah tinggi dan memelihara kesehatan mental dan fisik yang optimal.