Hubungan Antara Darah Tinggi dan Emosi Marah: Apa yang Perlu Diketahui
Darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis yang sering terjadi di seluruh dunia. Menurut World Health Organization, sekitar 1 dari 3 orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hipertensi, termasuk faktor genetik, gaya hidup, dan kebiasaan makan. Namun, ada juga faktor psikologis yang dapat memainkan peran penting dalam memicu hipertensi, misalnya emosi marah.
Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang hubungan antara darah tinggi dan emosi marah. Kami juga akan menjelaskan apa yang perlu diketahui tentang bagaimana psikologis dapat mempengaruhi kesehatan jantung.
Mekanisme Emosi Marah dan Hipertensi
Sebelum membahas bagaimana emosi marah dapat mempengaruhi hipertensi, kita harus memahami terlebih dahulu mekanisme di balik emosi marah itu sendiri. Emosi marah dapat memicu respons tubuh yang cukup kuat. Saat Anda marah, sistem saraf simpatis akan merespons dengan meningkatkan detak jantung dan menaikkan tekanan darah.
Ini disebabkan oleh pelepasan hormon epinefrin dan norepinefrin yang mengakibatkan vasokonstriksi. Vasokonstriksi adalah penyempitan pembuluh darah yang dapat meningkatkan tekanan darah. Meskipun respons ini normal dan alami, namun jika sering terjadi, dapat menyebabkan hipertensi.
Emosi marah juga dapat memicu perilaku yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol, dan makan makanan yang tidak sehat. Ini juga dapat menyebabkan peningkatan risiko hipertensi.
Studi tentang Emosi Marah dan Hipertensi
Banyak studi yang telah dilakukan guna meneliti hubungan antara emosi marah dan hipertensi. Sebuah studi tahun 1995 yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science menemukan bahwa orang yang memiliki kemarahan tinggi cenderung memiliki tekanan darah sistolik yang lebih tinggi. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung berkontraksi.
Studi lain yang dilakukan pada tahun 2008 oleh National Institutes of Health menemukan bahwa orang yang memiliki skor tinggi pada tes kemarahan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Studi ini juga menunjukkan bahwa orang yang memiliki kemarahan tinggi cenderung menghadapi risiko hipertensi dalam jangka waktu 5 tahun.
Kemudian, pada tahun 2018, sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal International Journal of Behavioral Medicine, menemukan bahwa rasa marah bisa menjadi pemicu hipertensi. Studi ini dilakukan pada sekelompok pegawai kantoran yang memiliki tekanan darah normal. Para peserta diwajibkan untuk memakai perangkat tekanan darah selama 24 jam dan memperlihatkan mereka yang merasa sangat marah lebih rentan mengalami hipertensi.
Dari studi-studi tersebut, kemudian muncul kesimpulan bahwa emosi marah, kemarahan dan kecemasan yang tidak terkendali, memainkan peran penting dalam meningkatkan tekanan darah kronis dan risiko hipertensi.
Mengelola Emosi Marah untuk Mencegah Darah Tinggi
Meskipun emosi marah dapat mempengaruhi hipertensi, hal tersebut bukan berarti kita harus penuh kekhawatiran. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung dan mengelola emosi marah.
Berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan:
1. Pelajari teknik relaksasi: Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi kecemasan dan kemarahan. Cobalah untuk mengalokasikan waktu sejenak setiap hari untuk melatih teknik relaksasi.
2. Olahraga secara teratur: Olahraga adalah cara yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi stres. Cobalah untuk berolahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari.
3. Lakukan aktivitas yang membuat Anda bahagia: Lakukan aktivitas seperti menonton film komedi, membaca buku yang menghibur, atau berkumpul dengan teman dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood.
4. Hindari pengaruh negatif: Hindari hal-hal yang menyebabkan stres atau perasaan negatif seperti menonton berita yang menyedihkan dan membaca komentar negatif di media sosial.
5. Makan makanan yang sehat: Kurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, gula, dan garam. Sebaiknya gantilah dengan makanan yang sehat seperti sayuran, buah-buahan, protein tinggi, dan lemak sehat.
6. Istirahat yang cukup: Istirahat yang cukup dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan jantung. Cobalah untuk tidur setidaknya 7-8 jam setiap malam.
Kesimpulan
Hipertensi merupakan kondisi medis yang sering terjadi di seluruh dunia, faktor psikologi seperti emosi marah juga dapat memicu hipertensi. Emosi marah memicu respons tubuh yang cukup kuat dan sering terjadi dapat menyebabkan hipertensi.
Namun, kita dapat mencegah hipertensi dengan cara mengelola emosi marah dan melakukannya dalam cara yang sehat. Pelajari teknik relaksasi, olahraga secara teratur, lakukan aktivitas yang membuat Anda bahagia, hindari pengaruh negatif, makan sehat, dan istirahat yang cukup.
Semua upaya yang diperlukan di atas dapat membantu mengurangi risiko hipertensi dan meningkatkan kesehatan jantung Anda. Jadi, mulailah sekarang dengan cara yang sehat dan kelola emosi marah sesegera mungkin.