Perlu Diketahui, Konsumsi Daging Kambing Bisa Meningkatkan Risiko Darah Tinggi
Daging kambing merupakan salah satu jenis daging merah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain memiliki rasa yang enak dan kaya nutrisi, daging kambing juga dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, tahukah kamu bahwa konsumsi daging kambing juga bisa meningkatkan risiko darah tinggi?
Sebelum menjelaskan mengapa konsumsi daging kambing bisa meningkatkan risiko darah tinggi, ada baiknya kita mengetahui dahulu apa itu darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi di mana tekanan darah pada arteri meningkat di atas batas normal yang seharusnya.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain adalah faktor genetik, pola makan yang tidak sehat, kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik, dan stres. Dan salah satu faktor yang berpotensi menyebabkan hipertensi adalah konsumsi makanan kaya lemak, termasuk daging merah seperti daging kambing.
Dalam daging kambing terdapat kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi, yaitu sekitar 38% dari total berat dagingnya. Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak pada dinding arteri, sehingga mempersempit saluran arteri dan meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, daging kambing juga mengandung kolesterol yang tinggi. Terlalu banyak kolesterol dalam tubuh dapat menumpuk pada dinding arteri dan membentuk plak, yang kemudian mengakibatkan penyempitan saluran darah dan meningkatkan risiko hipertensi.
Namun, bukan berarti kita harus benar-benar menghindari konsumsi daging kambing secara total. Daging kambing tetap bisa dikonsumsi, namun dengan batasan dan cara yang tepat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko hipertensi akibat konsumsi daging kambing.
1. Batasi konsumsi daging kambing
Sesuai dengan anjuran para ahli gizi, konsumsi daging merah sebaiknya dibatasi sekitar 70 gram per hari atau sekitar 500 gram per minggu. Pertimbangkan juga untuk membagi konsumsi daging kambing dengan jenis daging merah lainnya, seperti daging sapi atau kambing.
2. Pilih daging kambing yang rendah lemak
Cari daging kambing yang rendah lemak, seperti bagian dada atau kaki. Hindari bagian yang banyak mengandung lemak, seperti bagian paha atau leher.
3. Olah dengan cara dipanggang, direbus atau dikukus
Cara memasak yang tepat juga bisa membantu mengurangi kandungan lemak dan kolesterol dalam daging kambing. Cobalah untuk memasak dengan cara dipanggang, direbus atau dikukus. Hindari cara memasak goreng atau digoreng dalam minyak, karena akan menambah kandungan lemak dan kalori dalam daging kambing.
Selain itu, bergaya hidup sehat lainnya seperti menjaga berat badan yang sehat, memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan serta olahraga teratur juga dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko hipertensi.
Dari ulasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa konsumsi daging kambing memang berpotensi meningkatkan risiko hipertensi. Namun, risiko tersebut bisa diatur dan dikurangi dengan cara membatasi konsumsi daging kambing dan memilih jenis daging yang rendah lemak. Selain itu, cara memasak yang tepat juga bisa membantu mengurangi risiko tersebut.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi daging kambing atau jenis daging merah lainnya, sebaiknya kamu mengetahui apa yang sesuai dengan kebutuhan tubuhmu dan cara pengolahan yang tepat. Jangan lupa, gunakanlah tips yang sudah dijelaskan di atas agar kamu tetap bisa menikmati daging kambing tanpa perlu khawatir akan risiko yang ditimbulkan.