Tanda-tanda Kehamilan yang Mungkin Terabaikan: Darah Tinggi pada Ibu Hamil

Tanda-tanda Kehamilan yang Mungkin Terabaikan: Darah Tinggi pada Ibu Hamil

Kehamilan adalah suatu proses di mana seorang wanita memikul anak yang dikandung dalam kandungannya selama sembilan bulan penuh. Proses ini membawa sejumlah perubahan dan tanda-tanda ke dalam tubuh wanita hamil. Bahkan, kehamilan bisa menimbulkan gejala dan perubahan yang mungkin tidak terlihat atau terabaikan oleh beberapa wanita hamil.

Salah satu tanda-tanda kehamilan yang terabaikan adalah darah tinggi atau hipertensi pada ibu hamil. Darah tinggi adalah suatu kondisi medis di mana tekanan darah seseorang di atas normal. Namun, tanda-tanda ini seringkali diabaikan karena kebanyakan wanita tidak menyadari keadaan darah tinggi pada awal kehamilan dan hanya mengetahui ketika sudah terlalu telat.

Darah tinggi pada ibu hamil bisa sangat berbahaya, terutama jika tidak terdeteksi dan dii secara tepat. Berikut ini adalah beberapa hal tentang darah tinggi pada ibu hamil yang harus diketahui.

Apa yang Dimaksud dengan Darah Tinggi pada Ibu Hamil?

Tekanan darah adalah gaya yang dihasilkan oleh pergerakan darah melalui arteri. Tekanan darah yang normal dewasa biasanya berkisar antara 120/80 mmHg. Ketika tekanan darah berada di atas normal, dokter dapat mengetahui apakah pasien memiliki hipertensi atau tidak.

Darah tinggi adalah salah satu kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah yang meningkat secara terus menerus, bahkan tanpa gejala yang pasti. Hipertensi pada ibu hamil terjadi ketika tekanan darah ibu hamil mencapai atau melebihi 140/90 mm Hg. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja selama kehamilan, terutama pada trimester kedua dan ketiga.

Apa yang Menyebabkan Darah Tinggi pada Ibu Hamil?

Darah tinggi pada ibu hamil bisa terjadi karena berbagai alasan. Beberapa penyebab darah tinggi pada ibu hamil meliputi:

1. Pre-eklampsia: Ini adalah kondisi yang serius yang memengaruhi ibu hamil. Pre-eklampsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah, pengeluaran protein dalam urin dan peningkatan tanda-tanda lain seperti sakit kepala, mual, muntah, dan sakit di perut bagian atas.

2. Eklampsia: ini adalah bentuk yang lebih parah dari pre-eklampsia dan memerlukan perawatan segera. Eklampsia dapat menyebabkan kejang, koma, dan bahkan kematian jika tidak dii dengan cepat.

3. Tekanan Darah Tinggi dalam Kehamilan Sebelumnya: Wanita yang pernah mengalami hipertensi saat hamil sebelumnya lebih mungkin mengalami kondisi yang sama pada kehamilan berikutnya.

4. Obesitas: Wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas sebelum hamil cenderung mengalami hipertensi selama kehamilan.

Bagaimana cara Mendeteksi Darah Tinggi pada Ibu Hamil?

Ketika ibu hamil rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter atau bidan, tekanan darah selalu di cek pada setiap kunjungan. Hal ini dilakukan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan pertumbuhan janin selama kehamilan. Jadi, cara untuk mendeteksi darah tinggi pada ibu hamil adalah dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Tanda-Tanda Kehamilan yang Mungkin Terabaikan

Beberapa wanita hamil mungkin merasa kesulitan dalam mendeteksi tanda-tanda kehamilan atau bahkan mengabaikannya. Ada beberapa tanda-tanda kehamilan yang mungkin tidak terlihat yang bisa terjadi pada wanita hamil, seperti:

1. Perubahan Mood: Banyak wanita hamil mengalami perubahan mood yang tajam, seperti mudah merasa lelah, bingung, atau cemas.

2. Sakit Kepala: Karena peningkatan kadar hormon selama kehamilan, beberapa ibu hamil mengalami sakit kepala yang seringkali terjadi pada malam hari.

3. Mulut Kering: Menurut beberapa studi, 1 dari 4 wanita hamil mengalami mulut kering, terutama pada trimester kedua dan ketiga.

4. Nafsu Makan Menurun: Beberapa ibu hamil mungkin mengalami nafsu makan yang menurun pada awal kehamilan, meskipun tidak semua ibu hamil mengalami hal ini.

Bahaya Darah Tinggi pada Ibu Hamil

Darah tinggi pada ibu hamil dapat menjadi kondisi yang berbahaya, terutama jika tidak ditangani dengan serius. Berikut adalah beberapa bahaya darah tinggi pada ibu hamil:

1. Kelahiran Prematur: Ibu hamil dengan darah tinggi lebih cenderung untuk melahirkan bayi prematur.

2. Pertumbuhan Janin Mengalami Hambatan: Tekanan darah tinggi pada ibu hamil dapat menghambat pertumbuhan janin, yang dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah atau Bayi lahir dibawah kedua persentil.

3. Eklampsia: Penyakit yang sangat serius dan bisa berakibat fatal ini mungkin terjadi ketika kondisi pengembangan hipertensi tidak diatasi sejak awal.

Bagaimana Mencegah Darah Tinggi pada Ibu Hamil?

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh wanita hamil untuk mencegah darah tinggi, seperti:

1. Rutin memeriksakan kehamilan ke dokter atau bidan.

2. Menjaga Pola Makan Sehat dan Seimbang: Konsumsi makanan yang kaya nutrisi, terutama sumber protein, kalsium, magnesium, dan asam folat.

3. Olahraga Teratur: Melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang atau senam hamil.

4. Menghindari Stres: Stres dapat memicu pelepasan hormon yang merangsang pertumbuhan tekanan darah pada ibu hamil.

5. Jaga Berat Badan Ideal: Ibu hamil dengan berat badan di atas normal atau obesitas cenderung lebih berisiko mengalami darah tinggi.

Penutup

Darah tinggi pada ibu hamil adalah kondisi medis yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Namun, dengan perawatan yang tepat, ibu hamil bisa melahirkan bayi yang sehat dan bahagia. Oleh karena itu, rutinlah ke dokter atau bidan untuk memantau kesehatan selama kehamilan dan jangan abaikan tanda-tanda kehamilan yang mungkin terabaikan seperti darah tinggi.