Vaksin Booster: Apakah Aman untuk Penderita Darah Tinggi?

Vaksin Booster: Apakah Aman untuk Penderita Darah Tinggi?

Sejak awal pandemi COVID-19, vaksinasi menjadi salah satu upaya penting dalam pengendalian penyebaran virus yang sangat menular ini. Saat ini, semua orang di seluruh dunia diimbau untuk segera memperoleh vaksin COVID-19, terutama setelah munculnya varian baru yang lebih cepat menyebar dan lebih mengerikan. Namun, salah satu pertanyaan umum yang sering muncul adalah tentang keamanan vaksin booster bagi penderita darah tinggi.

Sebelum membahas tentang vaksin booster dan bagaimana dampaknya bagi penderita darah tinggi, berikut akan diuraikan terlebih dahulu tentang darah tinggi itu sendiri.

Tingkat darah pada orang dewasa normalnya adalah kurang dari 120/80 mmHg. Jika seseorang memiliki tekanan darah di atas normal untuk jangka waktu yang lama, maka orang tersebut bisa didiagnosis mengalami hipertensi atau darah tinggi. Hipertensi biasanya tidak menunjukkan gejala khusus saat masih pada tahap awal, namun jika dibiarkan tidak terkontrol, maka orang tersebut berisiko terkena masalah kesehatan yang lebih serius seperti serangan jantung dan stroke.

Mengingat risiko yang dialami oleh penderita darah tinggi, banyak dari mereka yang khawatir tentang keamanan vaksin booster. Berikut adalah beberapa informasi penting yang dapat membantu menjawab pertanyaan tersebut.

Apa itu Vaksin Booster?

Vaksin booster atau dikenal juga sebagai dosis ketiga adalah vaksinasi ulang yang dilakukan beberapa bulan setelah selesai menjalani dua dosis pertama vaksin COVID-19. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keefektifan dari vaksinasi dan melindungi orang dari penyebaran varian baru virus COVID-19. Vaksin booster yang tersedia saat ini di Indonesia adalah vaksin Pfizer dan vaksin Moderna.

Bisakah Penderita Darah Tinggi Menerima Vaksin Booster?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksin booster adalah aman bagi penderita darah tinggi. Faktanya, penderita hipertensi dianggap sebagai salah satu kelompok orang yang rentan dan seharusnya memiliki prioritas dalam menerima vaksin COVID-19. Oleh karena itu, jika Anda merupakan penderita hipertensi, maka sangat penting untuk menerima vaksin booster guna melindungi diri dari penyakit COVID-19 dan komplikasi yang mungkin terjadi.

Namun, seperti halnya dengan vaksin COVID-19 pada umumnya, vaksin booster dapat menimbulkan efek samping seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Efek samping tersebut biasanya terjadi dalam beberapa hari setelah penerimaan vaksin dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Bagaimana Cara Menghindari Efek Samping Vaksin Booster?

Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, CDC merekomendasikan beberapa tindakan sederhana yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah menerima vaksin booster:

– Minum banyak air pada hari sebelum dan setelah vaksinasi
– Hindari mengonsumsi minuman beralkohol pada hari tersebut
– Beristirahat yang cukup dan menghindari stres setelah vaksinasi
– Konsumsi penurun demam atau nyeri jika diperlukan untuk meredakan efek samping

Selain itu, jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap vaksin COVID-19, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menerima vaksin booster.

Apakah Vaksin Booster Efektif Melawan Varian Baru?

Varian baru virus COVID-19 menjadi salah satu masalah besar dalam upaya mengendalikan pandemi ini. Meskipun semua vaksin COVID-19 yang disetujui dapat membantu melindungi orang dari COVID-19, vaksin booster memiliki efektivitas yang lebih kuat dalam melawan varian baru.

Pada Oktober 2021, studi yang dirilis di The Lancet menunjukkan bahwa vaksin booster dapat memberikan perlindungan yang lebih efektif terhadap varian Delta. Studi tersebut menunjukkan bahwa orang yang menerima vaksin booster Pfizer memiliki tingkat perlindungan yang lebih tinggi terhadap infeksi COVID-19 dan lebih sedikit gejala jika terkena virus. Oleh karena itu, vaksin booster sangat disarankan bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terkena COVID-19, termasuk orang yang bekerja di sektor kesehatan dan orang dengan kondisi medis tertentu seperti darah tinggi.

Apakah Vaksin Booster Harus Dilakukan Setiap Tahun?

Saat ini belum ada informasi pasti seberapa sering seseorang harus menerima vaksin booster untuk tetap terlindungi dari COVID-19. Sebagian besar penelitian masih dilakukan dan belum ada rekomendasi resmi dari pemerintah tentang frekuensi vaksin booster. Namun, CDC merekomendasikan bahwa orang yang tidak memiliki kondisi medis yang spesifik sebaiknya menerima vaksin booster setidaknya 6 bulan setelah menerima dosis kedua.

Kesimpulan

Vaksin booster adalah bagian penting dari usaha global dalam memerangi pandemi COVID-19. Menurut CDC, vaksin booster aman bagi penderita darah tinggi. Oleh karena itu, jika Anda merupakan penderita darah tinggi, sangat penting untuk menerima vaksin booster untuk melindungi diri dari COVID-19 dan komplikasi yang mungkin terjadi. Meskipun vaksin booster dapat menimbulkan efek samping, efektivitasnya dalam melawan varian baru virus COVID-19 membuatnya layak untuk dipertimbangkan oleh masyarakat. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda jika Anda memiliki kondisi medis tertentu sebelum menerima vaksin booster.

Terakhir, sebagai bagian dari upaya mencegah penyebaran virus COVID-19, jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan secara teratur, memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Bersama-sama kita dapat memerangi pandemi ini.