Menjemput Bahaya: Berbagai Faktor Penyebab Darah Tinggi yang Berujung pada Koma

Darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai pembunuh diam-diam karena tidak menunjukkan gejala yang terlalu jelas dan sering tidak terdeteksi sampai sudah terlalu lambat. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah di arteri tinggi terus-menerus, yang dapat menimbulkan kerusakan pada organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak. Hipertensi dapat berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun, dan jika tidak dikendalikan dengan baik, dapat memicu komplikasi mematikan seperti koma.

Darah tinggi yang berujung pada koma dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan di bawah ini adalah beberapa di antaranya:

1. Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan hipertensi. Rasanya semua orang menyadari bahwa obesitas merupakan masalah yang sering terjadi di seluruh dunia, yang menimpa berbagai kelompok umur. Salah satu cara untuk mencegah obesitas adalah dengan melakukan aktivitas fisik yang cukup dan mengonsumsi makanan yang sehat. Selain itu, penurunan berat badan yang singkat dan diubah secara drastis dapat meningkatkan tekanan darah.

2. Pola Makan yang Tidak Sehat

Makanan yang mengandung garam dan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko hipertensi. Jenis makanan tersebut dapat ditemukan dalam makanan junk food atau fast food, dan dapat meningkatkan tekanan darah dalam waktu singkat. Untuk mencegah hipertensi, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, seperti sayuran hijau, buah-buahan, daging tanpa lemak, ikan, dan kacang-kacangan.

3. Merokok

Merokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu, zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok dapat merusak organ tubuh dan memicu komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, untuk menurunkan risiko hipertensi, disarankan untuk berhenti merokok atau menghindari paparan asap rokok.

4. Konsumsi Alkohol Berlebihan

Meskipun alkohol dalam jumlah kecil dapat membantu melebarkan pembuluh darah, mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat meningkatkan tekanan darah. Kebanyakan orang sering tidak menyadari jumlah alkohol yang mereka konsumsi, dan karena itu disarankan untuk menghindari minuman beralkohol secara teratur atau membatasi konsumsi alkohol.

5. Stress

Stress dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Hal ini terjadi karena ketika seseorang stres, tubuh melepaskan hormon yang membuat pembuluh darah kita mengecil dan meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui cara mengatasi stres dan menghindari situasi stresor.

6. Penyakit Menular

Penyakit menular seperti infeksi bakteri atau virus dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi. Sebagai contoh, infeksi ginjal dapat memicu hipertensi. Oleh karena itu, perlunya menjaga kebersihan pembuangan kotoran dan rajin merawat kebersihan tubuh.

7. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga dapat menjadi faktor risiko hipertensi. Jika keluarga Anda memiliki riwayat hipertensi, maka Anda berisiko lebih tinggi untuk terkena hipertensi. Tidak ada cara untuk mengubah faktor ini, namun Anda dapat mengikuti saran dokter untuk mengendalikan tekanan darah.

8. Berusia Lanjut

Tekanan darah dapat meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Ini disebabkan karena pembuluh darah menjadi lebih kaku dan less elastis seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, orang yang lebih tua harus lebih aware dan harus memeriksa tekanan darah secara berkala.

9. Obstruksi Saluran Darah

Obstruksi saluran darah seperti aterosklerosis dapat meningkatkan risiko hipertensi. Aterosklerosis terjadi ketika plak mengeras pada dinding arteri, mempersempit aliran darah, sehingga memicu peningkatan tekanan darah.

Hipertensi dapat mengakibatkan berbagai komplikasi, seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan bahkan koma. Namun, dengan melakukan perubahan gaya hidup yang sehat, seperti makan makanan yang sehat, rutin berolahraga, dan berhenti merokok, Anda dapat mengurangi risiko hipertensi. Jika Anda khawatir dengan tekanan darah Anda, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan saran dan pengan yang tepat.